Kiat Amelia Fajrin Siasati Benturan Jadwal Pelatnas Voli dengan UAS

|

Ujian akhir semester (UAS) selalu menjadi momen krusial bagi setiap siswa. Tak jarang mereka berupaya mengerem aktivitas di luar sekolah demi mempersiapkan diri menghadapi momen itu. Sayang, penggawa timnas voli indoor Amelia Fajrin tidak melakukannya dengan sempurna.

RACHMAD SETIAWAN, Gresik

---

CUACA di sekitar GOR Tri Dharma, Gresik, sudah terik. Tapi, gedung berkapasitas lima ribu penonton tersebut belum juga lengang hingga sekitar pukul 11.00. Suara peluit, teriakan, dan bunyi pantulan bola masih menggema di setiap sudut gedung itu.

Udara siang yang mulai membuat gerah belum melemahkan semangat tim pelatnas voli indoor wanita untuk berlatih. Mereka masih bersemangat berlatih di bawah asuhan pelatih asal Tiongkok Wang Jun. Di antara para pemain, Amelia Fajrin tampak menonjol.

Jika dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan pemain lainnya, pevoli kelahiran Bekasi, Jawa Barat, tersebut memang tergolong tinggi, 175 sentimeter. Ukuran tubuh itu terlihat cukup membantu Amelia dalam melakukan tugasnya sebagai open spiker.

Maka, tak jarang pula spike tajam hadir dari pukulan siswi kelas I SMA 3 Bekasi tersebut.

Sebenarnya, Amelia belum berpikir sepenuhnya soal masa depan. Berkarir di jalur voli atau di luar itu. Dia hanya ingin melewati masa-masa remajanya dengan kegiatan positif. Bahkan, Amelia juga masih menyimpan harapan untuk kuliah ketika lulus nanti.

Namun, bakat dan kemampuan Amelia menggiringnya pada dua dilema. Di satu sisi, kemampuannya dalam olahraga bola voli terhitung brilian. Di sisi lain, kepentingan pendidikan tidak bisa dia kesampingkan. Hal itulah yang membuat hari-hari Amelia sangat padat akhir-akhir ini.

"Di sela berlatih di pelatnas, saya harus tetap belajar," katanya.

Bahkan, tak ada pesta atau perayaan kecil-kecilan sekalipun ketika Amelia berulang tahun. Pada 16 April lalu, usia pevoli jebolan klub Vortal Bekasi tersebut genap 15 tahun. Tapi, saat itu bertepatan dengan hari pertama dia bergabung di pelatnas Gresik kali ini. "Jadi ya tidak ada pesta," ucap Amelia sembari tersenyum.

Sebenarnya, pada 8 Juni nanti, Amelia harus berada di Bekasi untuk mengikuti UAS. Tapi, hal tersebut sepertinya sulit terwujud. Sebab, sesuai dengan jadwal, saat itu adalah hari terakhir pelatnas turun di kejuaraan antarklub Asia di Nakhonpanthom, Thailand. "Terpaksa saya harus meminta izin dan mengikuti ujian susulan," ujarnya.

Meski demikian, Amelia tak ingin konsentrasinya buyar dan akibatnya rapornya merah. Dia mengakui bahwa selama bergabung di pelatnas, waktunya lebih banyak digunakan untuk berlatih daripada belajar pelajaran akademis. Belum lagi waktu yang dia luangkan untuk istirahat cukup.

Karena itu, Amelia berupaya meluangkan waktu sekitar dua jam setiap hari untuk belajar. Sebenarnya, pevoli yang pertama bergabung di pelatnas pada usia 13 tahun tersebut menyadari, dua jam waktu belajar dalam sehari masih kurang. "Apalagi sudah absen sejak sebulan lalu," terangnya.

Kurangnya waktu belajar terasa, terutama, jika berbicara soal pelajaran fisika. Gadis dengan berat badan 60 kilogram itu menyatakan sering tidak mengikuti pelajaran tersebut. "Baru saja ikut pelajaran, eh sudah absen lagi," ujarnya. Karena itu, Amelia tak segan-segan untuk meminta bantuan seniornya di pelatnas jika sudah bersinggungan dengan pelajaran yang susah baginya.(Jawa Pos)

0 komentar: