JUTHARAT Merebut Hati Pencinta Voli

jutharat

Bandung-PR, JUTHARAT Montripilia mungkin hanya dapat mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, seperti "siap," dan "satu, dua, tiga."

Akan tetapi, dengan keterbatasan bahasa itu, atlet asal Thailand ini mampu menjadi motivator utama tim voli putri Bogor Prayoga Unitas, sehingga mereka merasakan manisnya kemenangan pertama dalam kompetisi Sampoerna Hijau Voli Proliga 2009.

Saat melawan Jakarta Popsivo Polwan di GOR C-Tra Bandung, Minggu (25/1), Jutharat tak henti-hentinya bertepuk tangan, menyalami teman-teman setimnya, serta berteriak menyemangati mereka. Sungguh luar biasa, para pemain Prayoga bermain dengan rasa percaya diri tinggi, dan memenangi pertandingan dalam tiga set. Gadis kelahiran 2 Oktober 1986 ini kemudian meluapkan kegembiraannya dengan melompat-lompat dan tertawa bersama Mella dkk.

Dalam sekejap, dia sudah merebut hati para pecinta voli di Kota Bandung. Bukan hanya kepribadian yang memesona banyak orang. Permainan mahasiswi Dhurakij Pundit University ini juga patut diacungi jempol. Di balik lengan putih dan mungilnya itu, tersimpan kekuatan spike keras menukik yang mematikan.

Setidaknya, setengah perolehan poin Prayoga saat melawan Popsivo merupakan hasil pukulan keras tangan kanannya. Kalau tak jatuh di lapangan kosong, spike peraih gelar Best Player POM ASEAN 2008 (kompetisi bola voli antarperguruan tinggi se-ASEAN) ini selalu gagal dikembalikan pemain lawan.

"I`m happy," katanya terbata-bata. Hanya kalimat itu yang meluncur dari bibirnya ketika ditanya tentang perasaannya setelah memenangkan tim Prayoga. Namun, gadis manis itu langsung berucap, "No, can`t speak English," ketika ditanya lebih jauh tentang kesannya bermain di Indonesia. Jawaban itu justru membuat Jutharat menjadi sosok yang semakin menarik.

Semoga Jutharat cepat bisa berbahasa Indonesia, karena banyak pertanyaan dari para penggila voli, yang menunggu untuk dijawab pemain ini.

Cara Pasangan Voli Andy/Koko Atasi Recovery

| 0 komentar

JAKARTA - Pasangan voli pantai Indonesia Andy Ardiansyah/Koko Prasetyo punya strategi mengantisipasi minimnya recovery. Mereka akan melakoni rotasi tempat sebagai solusinya.

Menurut Koko, pihaknya tak perlu ngotot mengeluarkan tenaga penuh saat tampil di laga perdana Kejuaraan Voli Pantai Asia Pasific di Bangka Belitung (Babel), 19-22 April 2009. Apalagi, mereka masih letih setelah baru saja melakoni pertandingan berat di Thailand.

Karena itu, mereka akan bermain cerdik menghadapi lawan di babak pertama. "Kami belum mendapati lawan karena baru di drawing malam ini," ungkap Koko.

"Yang penting, kami telah diberi instruksi jitu dari pelatih agar tak mengalami masalah akibat minimnya recovery," cetus Koko, Sabtu (18/4/2009).

Strategi itu adalah memanfaatkan perpaduan mereka di depan net. Artinya, Andy dan Koko bisa menutupi kelemahan masing-masing. "Biasanya di depan net itu Andy, tapi mungkin akan sedikit berubah nantinya," tambahnya. (Edi Yulianto/Koran SI/hmr)

Poin Pertama Andy/Koko di Babel

| 0 komentar

JAKARTA - Pasangan voli pantai Indonesia Andy Ardiansyah/Koko Prasetyo mengemas poin penuh di Kejuaraan Voli Pantai Asia Pasific di Bangka Belitung (Babel), Minggu (19/4/2009).


Tim Indonesia 1 itu merebut kemenangan sempurna atas pasangan Hong Kong 1 Wong Chung Tak/Tse Sze Ho 2-0 (21-13, 21-8). Prestasi itu membuat langkah Andy/Koko makin ringan menembus babak single elimination.

Slamet Mulyanto selaku pelatih Andy/Koko menjelaskan, kemenangan anak asuhnya dari pasangan Hong Kong tak lepas dari kepercayaan mereka tampil agresif mulai set awal.

"Mereka terlihat tak memperdulikan masalah stamina meski sempat kedodoran karena minimnya recovery usai tampil di Thailand. Itu membuktikan mereka tak mengalami masalah dan siap mengamankan gelar di kandang," kata Slamet, Minggu (19/4/2009).

Sementara Koko mengaku perjuangan pihaknya masih terjal meski mengemas kemenangan penting di pertandingan awal. Mereka berharap konsentrasi tak putus, terutama menghadapi unggulan seperti Iran, Jepang, hingga Thailand. (Edi Yulianto/Koran SI/fmh)

SBJ Ancam Bubarkan Diri

| 0 komentar

Pemain tak Diijinkan Pindah Club

Nada destruktif mulai ditebarkan kubu Surabaya Bank Jatim. Merasa belum mendapatkan jawaban dari PP PBVSI, club peserta livoli 2008 dan Proliga 2007-2009 ini mengancam membubarkan diri. Yang lebih mengerikan, SBJ juga berpotensi mematikan karir pemain-pemainnya untuk berkiprah di timnas maupun arena bergengsi lain. Simak berita yg dilansir harian bandung pikiran rakyat berikut ini.

PARA pemain bola voli putri klub Surabaya Bank Jatim tidak akan diizinkan pindah maupun memperkuat tim nasional, apabila nantinya klub itu benar-benar dibubarkan, karena pengurus tidak puas dengan keputusan PP PBVSI. Asisten Manajer Tim Surabaya Bank Jatim, Johanes Kunto, di Surabaya, Senin (6/4), mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan PBVSI, terkait protes atas kasus kecurangan pada final Proliga 2009 beberapa waktu lalu.

Menurut Kunto, seluruh pemain sangat memahami keputusan yang akan diambil pengurus klub. Para pemain senior yang tercatat sebagai karyawan Bank Jatim, nantinya akan diminta menekuni pekerjaannya, sedangkan delapan pemain junior yang masih sekolah, tetap dibiayai sekolahnya melalui program beasiswa perusahaan, hingga selesai. Direktur Utama Bank Jatim, Moelyanto yang saat ini masih tercatat sebagai Wakil Ketua Pengprov PBVSI Jatim, juga akan mengundurkan diri dan tidak bersedia lagi mengurusi bola voli

Bank Jatim Bakal Mundur?

| 0 komentar

Bank Jatim tampak amat murka dengan kekalahannya.
"Ada yang tak suka Bank Jatim juara," seru Eddy Rusianto, manajer, dalam jumpa pers setelah final.
Namun, Eddy tak mau gamblang menyatakan siapa pihak yang tak mau timnya juara.
"Anda tak perlu tanya. Bisa dilihat. Buktinya wasit memberi keputusan kontroversial," katanya.


Ia bahkan merasa sudah dicurangi saat dikalahkan PLN pada babak final four di Magetan. "Kami jelas merasa dirugikan," ucapnya.

Hanny Surkatty, Direktur Proliga, dengan tegas menolak isu menjegal Bank Jatim menjadi juara. "Kami selalu bersikap netral. Tak benar kalau Proliga memihak," tegasnya.
Namun, ia tak menutup kemungkinan jika kelak Proliga memakai wasit asing.
"Kemungkinan itu ada, tapi sebenarnya kapasitas wasit kita cukup bagus," tuturnya.

Lebih lanjut Eddy menyebut bahwa Bank Jatim akan membubarkan diri jika protes mereka ditolak.
Sayang, hanya karena satu kekalahan, pembinaan harus dikorbankan.