Koko Prasetyo Darkuncoro : Sukses di Voli Pantai, Moncer di Voli Indoor

|

Sudah Kenal Voli sejak Lahir

Sama-sama cabang olahraga voli, voli pantai dan voli indoor memiliki karakter yang jauh berbeda. Hanya segelintir pemain yang bisa sukses di dua dunia itu. Koko Prasetyo Darkuncoro adalah salah satu di antaranya.

--Gaya khas Koko ketika memulai serve--

photo by teh rina JARUM jam menunjukkan pukul 09.00 WIB Minggu (25/1). Cuaca yang cerah sangat cocok untuk bersantai. Namun, Koko Prasetyo Darkuncoro sudah bersiap-siap meninggalkan hotel tempat para punggawa Palembang Bank Sumsel menginap. Bersama rekan-rekan setim, dia naik bus menuju GOR C-tra Arena, Bandung, untuk menjalani sesi latihan pagi.

Ya, selama musim Proliga 2009, Koko harus rela meninggalkan lapangan voli beralas pasir untuk memenuhi kewajiban sebagai anggota Bank Sumsel. Setidaknya hingga Maret mendatang, dia harus menanggalkan identitas sebagai pemain voli pantai untuk membela klub debutan di Proliga tersebut. Tuntutan manajemen yang berambisi meraih juara di musim perdana pun dijawab dengan permainan ciamik di lapangan.

Meski lebih dikenal sebagai pemain voli pantai, Koko memang langganan dikontrak klub voli indoor. Terlebih saat even-even besar seperti Proliga atau kejuaraan antardaerah. Tidak hanya meramaikan, dia selalu memberi kontribusi positif bagi klub yang dibela. Tak salah kalau akhirnya dia dianggap sebagai pemain voli pantai pria yang paling sukses di voli indoor.

"Sejak Proliga kali pertama diadakan, saya ikut. Saat itu, saya diajak tim Jakarta Bank DKI. Tidak langsung juara sih, tapi saya dapat gelar pemain dengan servis terbaik," kenang pria kelahiran 2 Oktober 1981 tersebut. Dia membela Bank DKI selama tiga musim. Yakni, hingga berakhirnya Proliga 2004.

Koko sempat absen dari kompetisi voli profesional paling elite di Indonesia tersebut selama dua tahun. Yakni, 2005-2006. Saat itu, dia harus konsentrasi mengikuti pelatnas proyeksi Asian Games Doha 2006. Setahun kemudian, dia come back. Kali ini, klub Jakarta P2B Sananta yang menyewa tenaganya. Pada 2008, dia membawa tim milik Pemda DKI tersebut sebagai juara Proliga.

"Saya memang basic-nya dari voli indoor. Voli pantai itu malah baru saya kenal setelah lama latihan indoor, sekitar umur 17 tahun. Jadi, sekarang saya gampang untuk main voli indoor," papar pria yang kali pertama berlatih voli di bawah arahan klub Ganefo Jogjakarta tersebut.

Jika dibandingkan durasinya, Koko lebih lama bersentuhan dengan voli indoor. Sebab, ayahnya juga pemain voli daerah. Dia mengenal olahraga itu saat kecil. "Istilahnya, kit mbrojol aku wes main voli (sejak lahir saya sudah main voli, Red)," candanya.

Kendati demikian, Koko masuk Ganefo ketika berusia 14 tahun. Saat itu, dia duduk di kelas 2 SMP. Sebelumnya, bungsu dari dua bersaudara tersebut sempat mencicipi masuk klub bulu tangkis. Maklum, di awal dekade 1990-an, olahraga tepok bulu itu melejit popularitasnya berkat prestasi di Olimpiade Barcelona 1992 serta Piala Thomas dan Uber 1994. "Tapi, hanya tahan dua tahun. Setelah itu bosan dan balik lagi ke voli. Lha wong dasarnya memang anak voli," ungkapnya.

Perkenalannya dengan voli pantai pun tidak disengaja. Pada 1998, Koko mengikuti kejurnas junior voli pantai dan indoor di Jakarta. Kebetulan, DIJ tidak memiliki pemain voli pantai. Karena atlet diperbolehkan bermain di dua nomor sekaligus, dia ditarik ke skuad voli pantai. Jadilah dia main dobel. Pagi, main di dalam gedung, malamnya dia langsung hijrah ke pantai.

Tak disangka, justru di voli pantailah prestasinya mencuat. Di debutnya sebagai pemain voli pantai, dia membawa DIJ meraih runner up. Permainannya pun sangat istimewa. Sampai-sampai, pelatnas pun kepincut. Setahun kemudian, dia masuk timnas voli pantai Indonesia.

Sebenarnya, ada perbedaan karakter antara dua cabang voli tersebut. Dalam voli indoor, pemain harus bisa main cepat dan taktis. Spike keras dan tajam efektif untuk mematikan lawan. Di pantai, pemain tidak saja berhadapan dengan lawan. Tapi, pasir yang membuat lompatan jadi berat dan cuaca yang kadang tak bersahabat. Cepat saja tidak cukup, tapi harus smart dan didukung fisik kuat.

"Setelah lama main di pantai, saya sempat tidak bisa main indoor. Jadi bodoh lagi. Butuh latihan sebulan penuh sebelum siap main. Sekarang, karena sering pindah arena, jadi terbiasa," papar Koko. (retna christa/diq)

BIODATA

Nama: Koko Prasetyo Darkuncoro

Lahir: Jogjakarta, 2 Oktober 1981

Postur: 185 cm/ 80 kg

Orang Tua: Sarodjo Darsono (ayah)-Dinik Rahayuni (ibu)

Karir Klub

1995 -2002 : Ganefo Jogjakarta

2002 - 2004 : Jakarta Bank DKI

2007 - 2008 : Jakarta P2B Sananta

2009 - ... : Palembang Bank Sumsel

Prestasi

Voli Pantai :

Emas Asian Beach Games I Bali, 2008

Emas SEA Games XXIV Thailand, 2007

Perak SEA Games XXIII Filipina, 2005

Emas Kejuaraan Dunia Antarmahasiswa 2004

Emas SEA Games XXII Vietnam, 2003

Perak Asian Games Korea Selatan, 2002

Voli Indoor

Juara Proliga 2008 (Jakarta P2B Sananta)

Perak PON Kaltim XVII 2008 (DIJ)

Servis Terbaik proliga 2002 (Jakarta Bank DKI)

sumber: Jawapos

0 komentar: