ALL STARS Putra, Cermin Keberhasilan Pembinaan Timur

|

Ahirnya, dengan mengambil contoh peta pemanggilan pemain yang akan berlaga dalam all stars minggu 15 Februari 2009 mendatang, dapat ditarik kesimpulan bahwa club peserta Proliga 09 wilayah timur lebih berhasil dalam pembinaan dan regenerasi pemain.

Dari 12 pemain, Timur/Spirit yang merupakan gabungan Samator, Yuso dan Jember hanya menyisipkan satu pemain asing yaitu van Kieu ari samator. Sedangkan barat/dinamis yang merupakan gabungan Sananta, BNI dan Bank sumsel diperkuat 4 pemain asing (3 dari bank sumsel, 1 dari sananta). Yang bisa ditarik dari hal ini ada beberapa hal.

Pertama, Timur lebih mengedepankan pemain lokal binaan sendiri, sedangkan barat tidak memiliki stock pemain lokal yang cukup sehingga keberadaan pemain asing menjadi tulang punggung prestasi tim.

Jika kita simak perjalanan tim-tim barat di putaran I ini, sananta baru bia menggeliat setelah hadirnya pemain asing bertipe quicker dengan tinggi badan 2.14 m. Bank sumsel merasa perlu menghadirkan 3 pemain asing untukmemperkuat barisannya, namun sejauh ini prestasinya belum menggembirakan meski bertahan di posisi 4. Yang lebih tragis, BNI sudah menghadirkan 2 pemain asing namun belum meraih satupun kemenangan.

Yang kedua, bisa dikatakan tim barat lebih memiliki kekuatan finansial daripada tim-tim2 dari timur. Ini bisa dimaklumi karena dua dari tiga tim barat didanai oleh Bank.
Yang memprihatinkan adalah, dari sisi usia, Tim barat belum bisa melepaskan diri dari bayangan sosok pemain-pemain veteran. Kita lihat toser-toser terpilih dari barat adalah Loudry dan Erwin rusni dari BNI dan sananta. Loudry sudah sangat berumur (40 tahun?) meski permainannya masih bagus. Sedangkan Erwin rusni pun sudah tidak muda lagi. Jika saja diperlukan toser ke 3, mungkin barat akan memanggil Rastoni toser utama bank Sumsel yang juga sdh memasuki usia diatas 32 tahun. jadi, sejauh ini di barat belum ada lagi sosok toser berbakat yang segera muncul di papan atas pervolian Indonesia.

Ingin lebih trenyuh lagi (terkait usia)? kita masih melihat terpanggilnya Usep suparman dan Robbi Meliala di tim barat. Usep termasuk pemain lama dan pernah main di era octavian, sedangkan robbi meliala? Quicker satu ini memang pernah malang melintang di timnas di dekade akhir 90an, namun 2 tahun terakhir dia sudah tidak menjadi pemain inti di Proliga. Di BNI tahun 07 dan 08 Robi menjadi pemain cadangan, namun tahun ini justru menjadi "bintang". Salahkah jika jika dikatakan tahun ini pentas proliga (tim barat) mengalami kemunduran?

Namun demikian, kita tidak bisa mencuci tangan begitu saja. Jika benar pemilihan pemain ini adalah hasil pollling, maka peran penonton (yg memilih) pun ikut menjadi penentu. Boleh jadi penonton kurang memperhatikan faktor usia dalam memilih. Atau bisa jadi memang tidak ada pilihan lagi yang menjadi pilihan karena Sananta, BNI dan Bank sumsel belum menampilkan sosok yang lebih menyentuh hati pemilih?

Hasil Pembinaan lawan Hasil Belanjaan
tak pelak lagi, Laga all stars tahun ini memang mencerminkan pertarungan antara tim-tim Binaan jangka panjang dengan sebuah tim hasil belanjaan. Timur di perkuat tiga klub yang rajin menacri pemain-pemain berbakat dan melakukan pembinaan jangka panjang, sedangkan barat di dominasi oleh pemain hail "belanja".

Menjadi menarik jika pertandingan ini dipandang sebagai ajang uji coba pemain-pemain muda dari timur (kecuali mamad) melawan gabungan pemain-pemain senior (kecuali rivi) dengan pemain asing. Kita harapkan tim muda bisa mengeluarkan segala kemampuannya agar bisa jadi pelajaran berharga untuk perkembangan generasi voli mendatang.
Meski pertandingan ini dikemas sebagai sebuah hiburan dan ajang interaksi dengan penggemar, semoga pelatih yang diberi wewenang bisa meramu tim terbaik untuk mendapatkan kemenangan. Mungkin ada keengganan pelatih jika tidak memberikan kesempatan bermain bagi semua pemain terbaik ini, namun hendaknya ramuan tetap memberikan sajian terbaik agar penonton baik di GOR maupun di TV merasa puas. Semoga. (marto)

0 komentar: